Minggu, 03 Juni 2012

Kapal Wisata, Kampung Tenun dan Sarung Samarinda


Kapal Wisata

                Kampung Tenun


  Sarung Samarinda


Senin, 5 Maret 2012, Pak H. M. Faisal (dosen media humas dan publisitas kami a.k.a Kadisbudpar Samarinda) mengajak kami satu kelas Prodi Ilkom Reguler A '09, untuk berwisata ke Kampung Pertenunan yang berada di Samarinda, lebih tepatnya di Gang Pertenunan, RT. 2, Kel. Mesjid, Samarinda Seberang, Kalimantan Timur.

Berhubung antara Samarinda dan Samrinda Seberang dibentang oleh Sungai Mahakam yang cukup luas, maka untuk menuju Kampung Pertenunan tersebut kita harus menyeberang melalui Jembatan Mahakam ataupun menyeberang menggunakan Kapal Wisata sambil menyusuri Sungai Mahakam, asyik kan...... :D


Jadi, dari Samarinda menuju Samarinda Seberang kami diajak Pak Faisal untuk menaiki Kapal Wisata KM. Pesona untuk sampai ke tempat tujuan. Kami diturunkan tepat di dermaga yang berseberangan langsung dengan kampung pertenunan, gak perlu jalan kaki jauh-jauh lagi kan..hehe





Kapal Wisata...

Ini dia kapal wisatanya, keliatan gak??


Pemandangan sungai mahakam dari kapal wisata, bagus kan? J

Ternyata asyik banget naik kapal wisata, yang belum pernah, yuuuk dicoba...dengan kapal wisata kita dapat menyusuri sungai mahakam, melihat keindahan sungai serta sekelilingnya. Gak semua pemandangannya bagus sih, tapi sejauh mata memandang, hamparan sungai yang membentang sangat luas terlihat indah kok, ditambah lagi dengan anginnya yang sepoi-sepoi, membuat rambut berkibar kemana-mana :p

Ini dia Pak Faisal yang berbaik hati membawa kami jalan-jalan, ganteng gak? :D


Pak Faisal dan Ibu si empunya Kapal Mega Wisata Samarinda yang kita tumpangi



Dan sampai lah kita di Samarinda Seberang....


Dermaga



Welcome...
Sentra Sarung Samarinda: Gang Pertenunan, RT. 2, Kel. Mesjid, Samarinda Seberang


Rumah tua yang dijadikan sebagai tempat para pengrajin menenun sarung


Ibu pengrajin tenun sedang memperlihatkan kepada kami bagaimana menenun sarung samarinda


Proses pembuatan sarung samarinda yang menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)/Gedokan





Proses pembuatan sarung samarinda dengan motif-motif lainnya


Proses penggulungan benang kasar ke benang halus pus masih tradisional, gak pake mesin


Sesampainya di kampung pertenunan, kita gak hanya mengunjungi rumah tua yang dijadikan sebagai tempat para pengrajin bekerja, karena waktu itu baru sedikit pengrajin yang menenun di rumah tua. Sebagian besar masih menenun di rumah masing-masing. Maka dari itu kita berkeliling di dalam gang pertenunan itu untuk melihat-lihat pengrajin tenun yang lainnya. Bisa di bilang semua penduduk di gang pertenunan ialah bersuku bugis. Sempat kami mengalami kesusahan di sana karena ada pengrajin yang gak bisa berbahasa Indonesia, nenek tersebut menggunakan bahasa bugis yang kental, beruntung ada teman kami yang juga bersuku bugis dan ngerti dengan bahasa bugis, jadi lah dia penerjemahnya...hehe



This is it........

Sarung Samarinda (Tajong Samarinda)

Beberapa motif sarung samarinda


Sarung Samarinda  adalah jenis kain tenunan tradisional yang bisa didapatkan di Kota SamarindaKalimantan Timur. Sarung ini ditenun dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang biasa disebut Gedokan. Dalam prosesnya, pengrajin mampu menyelesaikan satu buah sarung dalam kurun waktu kurang lebih 15 hari. Saya rasa harga satu buah sarung samarinda asli yang mencapai ratusan ribu rupiah itu sesuai saja jika dilihat dari prosesnya yang rumit dan memakan waktu yang cukup lama, walaupun kurang sesuai dengan sebagian besar kantong mahasiswa, termasuk saya :D

Sarung Samarinda memiliki penamaan sesuai motif. Salah satu motif Sarung Samarinda adalah perpaduan warna kotak hitam-merah disebut "Hatama Hassara" (Hatama Hassara dalam bahasa Bugis Wajo berarti hitam-merah).

Kini, kain sarung bermotif kotak hitam-merah tidak lagi dikenal sebagai "Hatama Hassara" namun "Belang Hatta". Penyebutan nama salah satu Proklamator Kemerdekaan RI sebagai tanda kehormatan warga Samarinda terhadap Wakil Presiden pada masa Pemerintahan Bung Karno. Bung Hatta saat berkunjung ke Samarinda 1950-an memilih motif "Hatama Hassara" ketika disodorkan kain Sarung Samarinda sebagai tanda penghormatan warga kota Samarinda kala itu.


ILKOM A REGULER ’09 bersama Pak Faisal


Perjalanan kami sangaaatt menyenangkan..... J
Niat Pak Faisal dalam mengajak kami berwisata ke kampung pertenunan sangat baik dan bermanfaat. Selain mengenalkan kapal wisata, kampung pertenunan serta produk yang dihasilkan yakni Sarung Samarinda kepada kita, Beliau juga memberikan tugas kepada kami yaitu untuk menuliskan sebuah cerita tentang kunjungan kami tersebut ke dalam blog. Tujuannya jelas, ialah untuk memperkenalkan kampung pertenunan tersebut sebagai obyek daerah tujuan wisata yang ada di Samarinda, juga kapal wisata sebagai sarananya, serta sarung samarinda sebagai produk khas Samarinda yang juga sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh maupun dipakai sendiri.
Jangan bosan untuk berwisata di kota sendiri yaaa.....
Senyaman-nyamannya di kota lain, masih nyaman di kota sendiri, Samarinda... J